Kasus Ir Basrial, anggota Komisi B DPRD Kota Pariaman yang kedapatan membawa 7 gram shabu-shabu oleh jajaran Polda Metro Jaya, Senin (23/2) lalu, mengundang kekecewaan kalangan perantau Piaman di beberapa daerah.
Menurut perantau kejadian tersebut adalah aib dan malu rang Piaman. Apalagi kejadian terjadi di ibukota Jakarta. Di mana perantau Piaman banyak berdomisili. Tapi banyak pula yang menyebut, kejadian yang menimpa Basrial adalah pembelajaran berharga bagi bagi anggota DPRD, caleg dan masyarakat di Kota Pariaman.
Salah seorang tokoh perantau Pariaman di Ciledug, Tangerang, Banten, HM Sya’ban, SE., dalam pesan singkatnya kepada Singgalang, Kamis (26/2) menyatakan kecewa dan prihantin dengan kejadian ditangkapnya anggota dewan Kota Pariaman, karena membawa barang psikotropika jenis shabu-shabu.
“Seharusnya, seorang anggota dewan yang terhormat, mesti mampu menunjukan sikap dan mental yang baik kepada masyarakat. Begitu juga terhadap generasi muda. Seorang anggota dewan mesti mampu memberikan pelajaran yang baik. Karena dia adalah orang-orag terbaik. Jangan malah sebaliknya, menjadikan generasi muda rusak. Apalagi membuat generasi muda terjebak kepada hal-hal yang mengakibatkan hancurnya masa depan, seperti narkoba,” tulisan Sya’ban dalam pesan singkatnya.
Menghadapi pemilu yang sudah di depan mata, Sya’ban minta warga Pariaman yang berada di kampung, agar betul-betul selektif dalam menentukan pilihan.
Sementara Amril Anapia, salah seorang mantan anggota DPRD Kota Pariaman periode 1999-2004 yang ditanya Singgalang mengungkapkan, bagi masyarakat Piaman, kasus yang menimpa Basrial ini haruslah dijadikan sebuah bahan perenungan. Untuk selajutnya melihat dan menganalisa secara selektif, mana dan siapa Caleg yang betul-betul mampu dan bisa menjadi seorang tokoh dan pemimpin yang akan mengayomi masyarakat Piaman kedepan.
Dijelaskan Amril Anapia, peristiwa yang menimpa anggota DPRD Kota Pariaman Ir Basrial ini adalah arang yang telah mencoreng nama baik lembaga wakil rakyat dan masyarakat Kota Pariaman secara umun. Ibarat makan buah semangka, satu yang makan, semua yang kena getahnya. satu yang berbuat, semua yang kena malunya, ulasnya.
Amril berharap, para politisi di Kota Pariaman harus bisa melihat masalah ini secara komprehensif lalu menjadikannya sebuah sarana pembelajaran. (dam/432)
hariansinggalang.co.id
jumat, 27 februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar