Rabu, 11 Maret 2009

Tanker Orchid Pecah Lalu Tenggelam


Sembilan Warga Indonesia Hilang Di laut


TOKYO, TRIBUN - Dua tanker berbobot ribuan ton bertabrakan di perairan Jepang. Akibatnya 9 warga negara Indonesia (WNI) hilang di tengah laut. Sementara dua WNI lainnya dinyatakan selamat.

Tabrakan maut itu terjadi di Perairan Pulau Izu Oshima, sekitar 120 km selatan Tokyo, Selasa (10/3) dinihari, sekitar pukul 02.15 waktu setempat. Melibatkan Kapal Orchid Pia berbendera Korea Selatan berbobot 4.255 ton dengan Kapal Cygnus Ace berbendera Panama berbobot 10.833 ton.


Kapal Orchid Piasedang mengangkut 5.051 ton lempengan baja bertolak dari Pelabuhan Kashima di timur Jepang menuju Korsel. Berpapasan dengan Cygnus Ace yang sedang berlayar menuju Pelabuhan Aichi di Perairan Pulau Izu Oshima. Tabrakan terjadi karena cuaca buruk akibat hujan deras. Jarak pandang sangat terbatas. Cygnus menghantam lambung Orchid Pia sehingga bocor dan langsung tenggelam. Seluruh 19 anak buah kapal (ABK) tenggelam bersama kapal dan masih hilang. Para ABK terdiri atas 9 WNI dan 7 warga Korsel. Pemerintah Jepang langsung mengerahkan 12 pesawat, 3 helikopter, dan 10 kapal untuk mencari para korban.


Sedangkan Kapal Cygnus Ace tidak mengalami kerusakan berarti sehingga langsung ikut membantu pencarian korban. Seluruh 19 awak kapal ini selamat, terdiri atas 2 WNI, 14 warga Thailand, dan 3 warga Myanmar.


Juru Bicara Penjaga Pantai Jepang, Hidefumi Onoue mengatakan, tim penyelamat terus mencari para korban tabrakan kapal, namun belum membuahkan hasil. Dia membenarkan bahwa peristiwa terjadi saat cuaca buruk. Radar pun tidak bisa mendeteksi lokasi kapal Korsel yang tenggelam.


“Kemungkinan kapal Pia Orchid tenggelam. Kami menemukan rakit yang kosong di perairan terbuka, namun kami terus mencari mereka yang hilang,”kata seorang petugas penjaga pantai.


Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah membenarkan adanya 11 ABK asal Indonesia yang menjadi korban dalam tabrakan dua tanker tersebut. Kata dia, Deplu sudah memperoleh nama-nama para ABK, namun dia enggan menyebutkannya “Sejauh ini kami telah mengantongi nama-namanya. Semuanya laki-laki. Tapi masih belum etis untuk disebutkan,” ujarnya di Ruang Pancasila Deplu, Jakarta, Selasa (10/3)


Kata Faizasyah, Deplu akan berusaha memastikan hak-hak para pekerja yang tercantum dalam kontrak kerja mereka dipenuhi oleh pemberi kerja. Ditambahkan, kantor KJRI Indonesia di Tokyo juga akan terus menghimpun informasi dari pihak-pihak terkait.


Pengusaha hilang
Tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Biak Numfor, Papua, hingga Selasa, masih melakukan pencarian terhadap 16 penumpang speedboat yang hilang di perairan Yapen menuju Kabupaten Mamberamo, sejak Selasa (3/3) lalu.


Kepala SAR Biak, Frans Ayomi, di Biak, mengatakan, mereka terus melakukan pencarian di sekitar Kepulauan Yapen, Mamberamo maupun Padaido dan sekitarnya, namun sampai saat ini belum ada titik terang.


“Laporan yang diterima Tim SAR Biak mengenai hilangnya speedboat bersama 16 penumpangnya itu diterima 7 Maret, sekitar 18.00 WIT. Meski terlambat dilaporkan, kami tetap melakukan pencarian,”ujar Ayomi.


Menurut informasi, di antara mereka yang hilang adalah pengusaha asal Jakarta, Fredi Sunur. Mereka hendak meninjau lokasi proyek di Kabupaten pemekaran, Membrano. Mereka dinyakan hilang sejak Sabtu 7 Maret. (afp/kompas.com/ant)


tribunbatam.co.id
rabu, 11 maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar